Oleh : dr. Anggie Sasmita Kharisma Putri
Editor : dr. Rubayat Indradi, MOH
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah suatu penyakitkeganasan yang mengenai area serviks/leher rahim. Serviks terletak di sepertiga bagian bawah dari rahim, berbentuk silinder atau seperti tabung, menonjol, dan berhubungan dengan vagina. Kejadian kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker payudara yakni berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan paling sering terjadi pada wanita berusia 15-44 tahun.
Apakah Penyebab Kanker Serviks?
Penyebab kanker serviks adalah terpaparvirus HPV (Human Papilloma Virus) subtipe onkogenik, terutama subtipe 16 dan 18. Virus HPV berpotensi untuk menonaktifkan gen-gen tertentu yang berperan dalam menghentikan perkembangan tumoratausel-sel yang ganas. Hal tersebut memicu pertumbuhan sel-sel pada serviks secara agresif dan tidak terkendali. Pertumbuhan sel yang tidak wajar itulah yang dapatmenyebabkanpenyakit kanker serviks.
Apa Saja Faktor Risiko Terjadinya Kanker Serviks?
- Hubungan seksual yang berisiko
Melakukan hubungan seksual dengan berganti-gantipasangan akan meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Begitu pula dengan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom, aktivitas seksual di usia yang sangat muda, dan berbagi mainan seks (sex toys).
- Merokok
Banyak zat kimia beracun yang terkandung dalam rokok. Wanita perokok memiliki risiko dua kali lipat lebih besar daripada wanita non-perokok. Zat kimia beracun tersebut dapat menurunkan status kekebalan tubuh sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus HPV.
- Gangguankekebalantubuh
Kondisi kekebalan tubuh yang lemah, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) akan menyebabkan seseorang rentan terkena infeksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
- Penyakit menular seksual
Penelitian membuktikan bahwa penderita penyakit menular seksual yang berulang, contohnya infeksi klamidia (jamur pada vagina), akan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengidap kanker serviks.
- Pemakaian kontrasepsipil KB dalam jangka panjang
Pemakaian pil KB dalam jangka waktu lama, yakni lebih dari lima tahun, dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Penelitian terbaru menemukan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)atauIntra Uterine Device (IUD) memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker serviks. Selain itu, kondom dan diafragma juga dapat dijadikan alternatif sebagai upaya pencegahan dari kanker serviks yang optimal.
- Frekuensi melahirkandankehamilanusiamuda
Risiko kanker serviks akan meningkat pada wanita yang melahirkan sebanyak 3 kali atau lebih. Risiko juga akan meningkat pada wanita yang berusia di bawah 17 tahun saat hamil hingga melahirkan untuk pertama kalinya.
- Kondisi sosial ekonomi rendah
Kondisi sosial ekonomi yang rendah bukanlah penyebab langsung terjadinya kanker serviks, namun kondisi tersebut akan dapat menghambat seorang wanita untuk mendapat informasi kesehatan yang memadai.
- Faktor keturunandanusia
Faktor penyebab kanker dapat diturunkan secara genetis. Seseorang yang memiliki keluarga atau keturunan pengidap kanker, maka ia dua kali lipat lebih berisiko untuk mengidap kanker pula. Risiko kanker serviks juga akan meningkat pada wanita berusia di atas 40 tahun.
- Tidak mendapatkan imunisasi HPV
Vaksin HPV diberikan sebanyak 3kali dalam periode 6 bulan. Injeksi kedua dilakukan 2 bulan setelah injeksi yang pertama. Injeksi ketiga diberikan 4 bulan setelah yang kedua. Vaksin ini direkomendasikan pada usia 9 – 26 tahun. Pemberian vaksin tidak bisa untuk mengobati infeksiHPV yang sudah terjadi.
Apa Saja TandadanGejala Kanker Serviks?
Pada stadium awal, umumnya tidak terdapat tandadangejala apapun. Tandadan gejala akan muncul saat sel kanker telah menyebar di jaringan di sekitar leher rahim.Tanda dan gejala tersebut antara lain:
- Perdarahan dari vagina yang dapat terjadi di luar waktu menstruasi atau setelah berhubungan seksual. Perdarahan ini juga bisa terjadi pada wanita yang sudah menopause.
- Keputihan yang bercampur darah. Keputihan bisa memiliki bau busuk, berwarna jernih atau kecoklatan.
- Nyeri panggul ketika berhubungan seksual.
Setelah tanda dan gejala awal muncul, biasanya akan diikuti oleh gejala lain yang bertambah berat seperti kesulitan buang air kecil/besar, bertambah kurus, dan tubuh semakin melemah.
Kanker serviks termasuk jenis kanker yang dapat dicegah, sayangnya pasien sering terlambat untuk melakukan deteksi dini difasilitas kesehatan, sehingga kanker sudah memasuki stadium lanjut. Oleh sebab itu, pencegahan serta deteksi dini kanker serviks sangat dianjurkan.
Deteksi secara dini dapat menggunakan metode pap smear. Pap smear dilakukan dengan sebuah alat pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks. Sel-sel tersebut akan dianalisis di laboratorium. Kesimpulan dari hasil pap smear akan menjelaskan apakah terdapat radang, infeksi, atau abnormalitas dari sel-sel di serviks. Bagi wanita berusia 25-49 tahun yang sudah melakukan aktivitas seksual, pap smear sebaiknya dilakukan setiap 3 tahun dan dilakukan setiaptahun untuk wanita berusia 50-64 tahun.
Apa yang Harus Dipersiapkan Sebelum Pap Smear?
- Tidak berhubungan seksual dua hari sebelum pap smear
- Tidak membersihkan vaginal dengan douche dua hari sebelum pap smear
- Tidak dalam kondisi haid saat dilakukan pap smear
Sumber :
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks.
Mastutik, Gondo. Skrining Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya dan Rumah Sakit Mawadah Mojokerto. 2015
Kustiyati. Pap Smear. 2007
Wulandari, Atik. Pengertian dan Pemahaman Resiko Ca Cervix Pada Wanita Usia Subur di Indonesia.
American Cancer Society. Cervical Cancer Causes, Risk Factors, and Prevention. 2016.