GMD News & Updates

Halaman ini berisi tentang berita2 terkini seputar GMD

News / Artikel

CARA MUDAH ATASI INSOMNIA

September 4, 2019 oleh Artikel

Bagikan:

Oleh : dr. Anggie Sasmita Kharisma Putri

Editor : dr. Rubayat Indradi, MOH

 

Tidur merupakan salah satu fenomena dasar dan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Secara umum, proses tidur dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase non rapid eye movement (NREM) dan fase rapid eye movement (REM).

Tipe REM sendiri terdiri dari 4 stadium,yaitu:

  1. Tidur stadium satu: Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Pada fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, ketegangan otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan ke kiri. Fase ini hanya berlangsung selama 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan.
  2. Tidur stadium dua: pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, ketegangan otot berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama.
  3. Tidur stadium tiga: fase ini tidur lebih dalam dari pada fase sebelumnya.
  4. Tidur stadium empat: merupakan tidur yang dalam serta sukar untuk

 

Fase tidur NREM biasanya berlangsung antara 70-100 menit,setelah itu akan masuk kefase REM. Pada waktu REM, jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih intens dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, ketegangan otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hamper semua orang akan dapat menceritakan mimpinya. Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti pada masa bayi bahwa tidur REM mewakili 50% dariwaktu total tidur. Pada bayi berusia 4 bulan, pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40%. Hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak,kemudianakan masuk ke periode awal tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM.

Istilah insomnia digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi tidak dapat tidur walaupun memiliki kesempatan yang cukup. Biasanya juga digunakan pada berbagai keadaan dengan gangguan pada durasi tidur, kedalaman tidur, kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur, bangun tidur terlalu awal, atau juga kumpulan dari gejala-gejalan di atas. Kita tidak bias mendefinisikan insomnia secara tepat karena saat ini belum diketahui secara pasti mengenai kebutuhan tidur dan peran tidur yang sebenarnya pada tubuh manusia. Namun telah diketahui bahwa gangguan tidur merupakan gejala yang sering didapatkan pada populasi (20-40% populasi) dan lebih sering muncul pada orang usia tua dan wanita.

Pada penderita insomnia, perlu disarankan untuk membuat catatan harian tidur selama 1-2 minggu. Catatan harian ini nantinya akan digunakan untuk mengidentifikasi penyebab insomnia maupun sebagai alat untuk evaluasi sukses tidaknya terapi yang diterima. Catatan harian tidur mencakup waktu tidur, lamanya tidur, waktu yang dibutuhkan untuk beralih dari keadaan terjaga sampai tertidur, jumlah terbangun disaat tidur, segala jenis obat-obatan yang digunakan,penilaian penderita tentang kualitas tidurnya sendiri, dan akibat yang muncul jika tidur terganggu.

Insomnia sebagai akibat dari gangguan secara psikologi merupakan penyebab utama dari insomnia yang berlangsung lama. Psikoterapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti depresi. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi insomnia?

  • Ciptakan jadwal tidur yang tetap dan cukup (6-8 jam)
  • Hindari tidur siang
  • Tidak memikirkan tentang kesulitan tidur yang dialami
  • Berolahraga secara rutin, namun tidak dilakukan saat menjelang jam tidur
  • Jangan mengonsumsi caffeine dan alcohol berlebihan dan jangan dikonsumsi sama sekali disaat sore sampai menjelang tidur
  • Usakan agar terciptalingkungan yang nyamanuntuktidur
  • Hindari penggunaan obat yang dapat membantu menimbulkan rasa ngantuk
  • Terapi relaksasi