Oleh : dr. Anggie Sasmita Kharisma Putri
Editor : dr. Rubayat Indradi, MOH
Pikun bisa dialami oleh siapa saja, terutama orang tua. Hal tersebut dianggap sebagai suatu fenomena yang wajar dengan alasan faktor usia. Namun tahukah anda bahwa pikun bukanlah suatu hal yang harus dimaklumi dan dianggap sebagai suatu kewajaran? Banyak masyarakat yang belum paham bahwa pikun merupakan salah satu gejala dari penyakit demensia. Saat ini jumlah penderita demensia di Indonesia adalah sekitar 1,2 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga lebih dari 4 juta orang pada tahun 2050.
Demensia merupakan serangkaian gejala yang ditandai dengan kehilangan daya ingat, kesulitan berpikir, dan gangguan bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami kerusakan akibat penyakit, seperti alzheimer atau stroke. Alzheimer adalah penyebab tersering demensia. Pada penderita alzheimer, banyak sel otak yang mati dikarenakan perubahan zat kimia dan struktur otak. Penderita alzheimer juga mengalami kekurangan bahan kimia penting bagi otak yang berperan dalam proses pengiriman pesan. Alzheimer adalah penyakit yang progresif,jika tidak segera ditangani akan bertambah parah dari waktu ke waktu.
APAKAH PENYEBABNYA?
Hingga saat ini, belum diketahuipenyebab utama alzheimer.Beberapa faktor risiko di bawah ini bisa berkontribusi untuk progresivitas penyakit ini:
- Usia : Peluang terjadinya alzheimer akan meningkat pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
- Faktor Genetik : Riwayat alzheimer dalam keluarga akan meningkatkan risiko alzheimer pada keturunannya.
- Jenis Kelamin : Wanita lebih rentan untuk mengidap alzheimer daripada pria. Hal ini mungkin karena usia harapan hidup wanita lebih panjang.
- Faktor lainnya :penelitian membuktikan bahwa merokok, hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi atau diabetes mellitus akan meningkatkan risiko perkembangan penyakit alzheimer.
Cepat atau lambat perkembangan penyakit alzheimer tergantung pada masing-masing individu. Kemampuan seseorang untuk mengingat, berpikir, dan berkomunikasi akan menurun secara bertahap. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian jika bagian otak yang mati cukup luas. Perkembangan penyakit alzheimer bisa diperlambat dengan mengonsumsi obat-obatan, namun penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara total. Oleh karena itu, deteksi dini sangatlah penting.
10 GEJALA ALZHEIMER
Gangguan Daya Ingat
Gejala yang paling nampak dari penderita alzheimer adalah gangguan daya ingat. Pada awal onset penyakit, penderita akan mengalami gangguan memori jangka pendek. Sehingga peristiwa yang baru saja terjadi tidak terekam dengan baik, seperti lupa posisi barang yang baru saja diletakkan, lupa janji, atau lupa akan percakapan yang baru saja terjadi. Penderita alzheimer cenderung mengulang-ulang cerita yang sama dalam satu percakapan. Lupa adalah sesuatu yang wajar, orang pada umumnya juga pernah mengalami lupa, namun pada penderita alzheimer, frekuensi lupa akan lebih sering terjadi.
Sulit Fokus
Kesulitan untuk memusatkan perhatian akan mengganggu aktivitas sehari-hari penderita alzheimer. Kesulitan ini bahkan meliputi gangguan pada pekerjaan sederhana, seperti cara menggunakan telepon, cara mencuci piring. Akibatnya, penderita alzheimer akan mengalami kesulitan untuk melakukan perhitungan sederhana dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan suatu pekerjaan.
Sulit Melakukan Kegiatan yang Familiar
Penderita alzheimer akan mengalami kesulitan untuk merencanakan dan menyelesaikan pekerjaan, walaupun pekerjaan tersebut adalah kegiatan yang dulunya setiap hari dilakukan. Mereka bisa saja mengalami kebingungan untuk menyapu lantai atau memasak.
Disorientasi
Gejala ini nampak dari kebingungan untuk mengenali orang, waktu, dan tempat. Bisa saja seorang ibu yang menderita alzheimer akan lupa akan anak kandungnya. Penderita alzheimer juga seringkali tidak tahu jalan kembali untuk pulang ke rumah, sehingga seringkali mereka tersasar saat pergi sendiri.
Gangguan Visuospasial
Beberapa kesulitan yang akan dialami penderita alzheimer antara lain kesulitan untuk membaca, mengenali warna, mengukur jarak. Tidak jarang penderita akan tak mengenali wajahnya sendiri saat bercermin. Kesulitan dalam menentukan jarak akan membuat penderita seringkali menabrak benda di depannya. Bisa saja penderita pun tidak tepat saat menuangkan air ke dalam gelas.
Gangguan Komunikasi
Komunikasi acapkali menjadi suatu momen yang sulit bagi penderita. Mereka akan mengalami kesulitan untuk merangkai kata yang akan diucapkan, sehingga kadang-kadang mereka tidak mampu untuk menyelesaikan ceritanya.
Meletakkan Barang Tidak Pada Tempatnya
Hal ini seringkali terjadi karena penderita lupa letak barang yang ia taruh sendiri. Tak jarang mereka menuduh orang di sekitarnya mencuri atau menyembunyikan barang tersebut.
Salah Membuat Keputusan
Ciri yang paling menonjol adalah penderita akan sering mengenakan pakaian tidak serasi. Penderita cenderung tidak bisa merawat dirinya dengan baik. Sebagai contoh, mereka akan merasa tidak ada masalah ketika mengenakan sandal berwarna kuning di kaki kanan dan sandal berwarna hijau di kaki kiri.
Menarik Diri dari Lingkungan
Penderita alzheimer akan kehilangan semangat untuk bersosialisasi, sehingga mereka lambat laun juga akan kehilangan inisiatif serta hobi yang dulunya sangat ia gemari.
Perubahan Perilaku dan Kepribadian
Perubahan emosi secara drastis seringkali dikeluhkan oleh pihak keluarga penderita. Seorang yang mengidap alzheimer akan mudah sekali menjadi bingung, curiga, depresi, kecewa, putus asa, bahkan menjadi individu yang sangat tergantung pada orang lain.